Tinggi badan manusia
Tinggi badan manusia bergantung pada faktor lingkungan dan
genetik. Tinggi badan manusia beragam menurut pengukuran antropometri.
Kelainan variasi tinggi badan (sekitar 20% penyimpangan dari rata-rata)
menyebabkan seseorang mengalami gigantisme atau dwarfisme, bila tak lebih dari variasi tersebut masih bisa dikatakan normal.
MEMILIKI tubuh dengan tinggi badan yang proporsional
sudah tentu menjadi impian setiap remaja. Apalagi, tinggi badan
seseorang banyak ditentukan saat masa remajanya. Tak heran jika para
orangtua tak sedikit yang mendorong putra-putrinya untuk menambah tinggi
badan selagi masih remaja. Antara lain dengan berolahraga dan
mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang.
Sebetulnya bagi Anda yang penasaran dengan tinggi badan anak Anda kelak,
ada beberapa jalan untuk mengetahuinya. ”Cara terbaik untuk
mengetahuinya adalah dengan mencermati kartu pertumbuhan Anda yang bisa
didiskusikan dengan dokter anak,” kata Adda Grimberg MD, dokter anak
dari The Children’s Hospital of Philadelphia, Amerika Serikat.
Dokter lantas akan menjejaki tinggi Anda setiap kali datang untuk check
up.Ukuran tinggi badan tersebut lalu dituliskan dalam kartu pertumbuhan
bersama dengan usia. Dokter melihat pertumbuhan remaja berdasarkan kartu
itu sebagai acuan. ”Remaja yang sehat, maka tinggi badannya akan
sejalan dengan kurva pertumbuhan yang terus meningkat,” kata Adda
seperti dikutip dari webmd.com. Cara lain memprediksi sendiri tinggi badan akhir, yaitu dengan perhitungan matematika.
Syaratnya hanya tinggal mengetahui tinggi badan kedua orang tua.
Formula yang diberikan berikut akan meramalkan tinggi akhir seseorang,
entah lebih atau kurang dari 2 inci. ”Rumusnya bagi perempuan, tinggi
badan ayah dikurangi 5 inci lalu hasilnya ditambah dengan tinggi badan
ibu. Selanjutnya dibagi dua,” kata Mitchell E Geffner MD, profesor di the Keck School of Medicine of the University of Southern California in Los Angeles.
Sementara rumus bagi pria, yakni tinggi badan ayah dikurangi 5 inci,
hasilnya ditambah tinggi badan ibu, barulah dibagi 2. Dilanjutkan
Mitchell, dalam hal tinggi badan akhir dan pola pertumbuhan, tak bisa
dipungkiri aspek genetika sangat berperan banyak.”Tapi sekali lagi
genetika bukan satu-satunya faktor penentu tinggi badan,” kata Vaneeta
Bamba MD, endokrinologis dari The Children’s Hospital of Philadelphia.
0 komentar:
Post a Comment